Some of squad from PGP Batch 20 MK |
Hal
kedua yang membuat saya mengatakan tahun 2015 merupakan tahun transisi berasal
dari pekerjaan yang saya lakukan. Dinamika tim pasti terjadi, namun ada hal
lain yang cukup “menarik perhatian” saya pada saat bekerja di tahun 2015. Ada 1 project
yang saya kerjakan bersama tim, yaitu sebuah kampanye lingkungan yang beberapa
waktu sempat saya favoritkan, yang juga berasal dari lembaga non profit yang saya kagumi. Yang spesial dari project ini adalah konsep pengerjaan project
melibatkan pengerjaan konsep kampanye melalui media sosial. Hal ini, tentunya,
menjadi konsep baru yang saya pelajari bersama tim. Di titik ini, banyak hal
yang benar-benar saya pelajari dan renungi. Saya belajar bagaimana menjadi
konsultan komunikasi lingkungan yang sebenarnya, bagaimana penerapan konsep
komunikasi yang efektif melalui media sosial, sampai dengan membuat
keputusan-keputusan penting terkait pekerjaan ini. Di fase inilah saya merasa
sedang diuji untuk “naik level” di bidang yang saya geluti. Stress? Pasti! Tapi
saya juga memastikan bahwa stress ini eustress, bukan distress. Yang penting
bisa happy dan menemukan kepuasan batin ketika sedang bekerja.
Working for one of my favourite environmental campaign, Nature Is Speaking (Alam Berbicara) |
Untuk
hal yang berkaitan dengan peran sebagai anak tertua di keluarga juga tak kalah
besar tantangannya. Tak perlu dijabarkan, di tahun 2015 saya juga belajar
untuk lagi-lagi mengatur ego, emosi dan kepentingan-kepentingan pribadi. Pola
hubungan pertemanan saya pun sedikit banyak mengalami perubahan. Di sinilah
moment dimana saya melihat definisi keluarga dalam versi lebih luas lagi.
Senang sedih kesal pasti ada, tapi hubungan keluarga yang sebenarnya itu tidak
putus walau badai menghadang.
“Bonus”
yang saya dapatkan dari apa yang telah saya lakukan dan saya lalui di 2015 ini
adalah liburan yang awalnya wacana, akhirnya terlaksana juga. Liburan yang cukup random dan singkat ke tempat-tempat
yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Di perjalanan liburan kali ini juga
cukup berbeda dari biasanya. Menjadi pribadi yang lebih terbuka akan hal-hal
baru adalah hal yang saya pelajari dari liburan ini. Mengunjungi tempat wisata
baru di Bali (yang belum begitu mainstream) membuat saya menahan diri untuk
tidak membandingkan keindahan tempat wisata satu sama lain. Layaknya manusia
yang berbeda tiap individu, begitu pula tempat wisata. Keunikan dari
masing-masing tempat wisata haruslah jeli untuk ditelaah, bukan semata-mata
dibandingkan. Pada akhirnya buat saya, berwisata itu lebih mengarah kepada
menikmati (keunikan) untuk menjaga (kelangsungan keindahannya). Bukan hanya
gaya-gayaan di media sosial, tapi bagaimana bisa memberikan pelajaran untuk
diri sendiri.
Sengaja gak mau kasih angle keren untuk foto ini, karena masih mau menyimpan sendiri indahnya tempat ini :) |
Dari
apa yang saya dapatkan di tahun 2015, pastinya akan menaikkan “level” kehidupan
di tahun 2016. Tingkat kedewasaan saya di tahun 2015 ini sepertinya sedang
diasah. Tidak muluk-muluk untuk membuat resolusi, namun sepertinya akan banyak
hal seru yang sepertinya saya dapatkan di tahun 2016 ini. Kalau menurut ramalan
shio, shio saya akan mendapat banyak berkah (dan juga tantangan) di tahun ini.
Semoga hal-hal tersebut dapat terus membuat saya produktif untuk berkarya dan
bahagia sepanjang tahun.
Selamat
Tahun Baru 2016!